Mengenai Saya

Foto saya
semarang, jawa tengah, Indonesia
baik, jujur, tidak sombong, taat pada orang tua, penyayang, penyabar "sesungguhnya jujur adalah kunci dari keberhasilan"

Senin, 26 Juli 2010

kisah buaya putih dan maluku

Legenda

Dahulu kala dilokasi tersebut merupakan sebuah desa/perkampungan. Warga desa tersebut hidup sejahtera dan mempunyai tali persaudaraan yang kuat, sehingga tidaklah aneh jika semua warga didesa tersebut saling mengenal pribadi satu sama lain. Sampai suatu ketika terjadi kejadian yang diluar dugaan.

Seorang bapak menghamili anaknya sendiri. Kejadian tersebut akhirnya diketahui masyarakat sekitar dan membuat seluruh warga marah. Mereka mengutuk sang ayah dan anak tersebut dan mengusir mereka dari desa. Karena terpaksa dan merasa malu maka ayah dan anak tersebut pergi meninggalkan desa. Ketika mereka melangkahkan kaki pergi dari desa suatu kejadian aneh terjadi.

Konon katanya seketika tempat mereka (ayah dan anak itu) berpijak terbelah akibat gempa dahsyat secara tiba-tiba. Sang penguasa murka dan menghukum ayah, anak, beserta desa tersebut menjadi dua buah danau. Satu danau besar yang kemudian disebut tolire besar (lamo) yang menggambarkan sang ayah. Satu lagi danau yang lebih kecil yang disebut tolire kecil (ici) yang mencerminkan sang anak.

Sampai sekarang kedua danau tersebut masih ada sampai sekarang. Menurut masyarakat kedalaman danau Tolire tidak terukur

Konon katanya para warga desa tersebut sekarang berubah menjadi buaya putih yang melindungi danau sampai sekarang. Penduduk setempat meyakini danau tersebut dihuni oleh ratusan buaya putih berukuran sekitar 10 meter yang kerap kali menampakkan dirinya. Itu sebabnya mengapa pengunjung dilarang berendam, berenang, bahkan memancing di danau Tolire, karena mereka percaya barang siapa yang mengganggu danau akan menjadi mangsa buaya putih.



Buaya putih hanya bisa dilihat oleh orang2 tertentu yang memiliki hati yang bersih, jadi tidak semua orang bisa melihatnya. Tapi memang ada beberapa wisatawan yang bisa melihat Buaya Putih tersebut.

Pernah suatu ketika seorang perantau dari luar negeri tidak percaya akan adanya legenda tersebut. Dia memaksa untuk berenang di danau tersebut untuk membuktikan kebenaran legenda itu walaupun sudah dilarang warga. Diapun akhirnya berenang di danau dan hilang begitu saja. Warga percaya kalau perantau itu telah dimangsa oleh buaya putih.

Danau ini juga menyimpan keanehan lainnya. Katanya jika kita melempar benda ke danau tersebut sekeras apapun benda tersebut tidak akan pernah menyentuh permukaan danau. Kebanyakan wisatawan yang datang ke danau ini tidak hanya menikmati pemandangan tetapi juga ingin mencoba kebenaran legenda setempat.

Akibatnya disekeliling danau dijual batu kerikil khusus untuk dilempar kedalam danau. Benar saja, tidak ada satu orang pun yang berhasil menyentuh permukaan danau. Batu yang dilempar seperti ditahan oleh kekuatan gravitasi tertentu. Menurut penduduk setempat kekuatan Buaya Putihlah yang menahan batu2 tersebut agar tidak mengenai permukaan danau.

Apakah yang menyebabkan batu2 itu bisa tertahan? apakah mungkin ada kekuatan gaib yang menahannya???

Menurut pendapat saya mungkin didasar kedalaman danau tersebut terdapat suatu gas atau zat tertentu yang dapat mengurangi kekuatan gravitasi sehingga terasa seperti melayang (apalagi batu kerikil). Kalau mengenai Buaya Putih selama saya belum pernah melihat sendiri jadi saya tidak percaya, tapi memang Indonesia kaya akan hal2 gaib seperti ini, ada yang nyata ada juga yang tidak, jadi mungkin keberadaan buaya putih itu memang ada.

Yang harus diperhatikan adalah semua legenda pasti berasal dari kisah/kejadian nyata yang mungkin salah diinterpretasikan.

Namun itu hanya pendapat saya, mungkin benar mungkin juga tidak. Satu hal yang pasti, karena kemisteriusannya itu danau Tolire sampai sekarang belum pernah diteliti secara serius. Kedalaman danaunya saja belum diketahui, apalagi yang terkandung didalamnya.

"thats nature, full of secret which is forbiden"

Tidak ada komentar: